Kepribadian Feeling Introvert

      Kepribadian Feeling Introvert - Featured image

      Cara Tepat Mengelola Amarah Pada Anak Dengan Kepekaan Emosional Dan Sifat Introvert

      Setiap anak memiliki cara unik dalam mengekspresikan emosinya, termasuk saat marah. Anak yang memiliki kepribadian feeling introvert seringkali kesulitan mengekspresikan kemarahannya secara langsung. Biasanya, mereka menyimpan emosi dalam hati dan memilih waktu sendiri daripada meledakkan kemarahan secara tiba-tiba. Namun, jika tidak ditangani dengan bijak, kemarahan yang terpendam ini bisa memengaruhi kesehatan emosional mereka.

      Berikut adalah beberapa cara efektif dan empatik untuk membantu anak feeling introvert mengelola rasa marah:

      1. Berikan Ruang dan Waktu untuk Menenangkan Diri

      Anak introvert sering kali merasa kewalahan jika dipaksa langsung berbicara saat sedang marah. Perlu waktu bagi mereka untuk benar-benar memahami dan meresapi apa yang tengah terjadi dalam dirinya.

      “Mama/Papa tahu kamu sedang marah. Silakan ambil waktu sendiri dulu jika itu bisa membuat kamu merasa lebih tenang.

      Dengan memberi ruang, anak merasa dihargai dan tidak tertekan untuk segera merespons.

      2. Kenali Pemicu Marahnya

      Perilaku anak dengan tipe feeling sangat dipengaruhi oleh mood, hubungan sosial yang hangat, serta kepekaan terhadap perasaan orang lain.Mereka bisa marah karena hal-hal yang tampak kecil bagi orang dewasa, seperti merasa tidak didengar, kecewa pada teman, atau merasa tidak adil.

      Tanyakan dengan hati-hati saat anak sudah tenang:

      “Kamu tadi merasa kesal karena apa, ya? Boleh cerita kalau kamu sudah siap.”

      Hindari menghakimi atau meremehkan penyebab kemarahannya.

      3. Ajarkan Mengenali dan Menamai Emosi

      Bantu anak memahami bahwa marah adalah emosi yang wajar. Ajari mereka menamai apa yang dirasakan, misalnya:

      “Aku merasa kecewa.” “Aku sedih karena merasa tidak adil.” “Aku kesal karena merasa tidak didengarkan.”

      Mengenali jenis emosi yang dirasakan membantu anak menyalurkannya dengan sehat, bukan menyimpannya dalam diam.

      4. Fasilitasi Anak dengan Cara-Cara Positif dalam Menyalurkan Perasaan

      Mengekspresikan perasaan melalui tulisan atau seni biasanya lebih cocok bagi anak introvert karena tidak perlu berbicara secara langsung.

      Beberapa ide:

      • Mencatat perasaan dalam buku harian atau membuat surat yang kemudian dapat dibagikan kepada orang tua.
      • Menggambar emosi mereka.
      • Menggunakan boneka atau karakter fiksi untuk bercerita tentang apa yang dirasakan.

      5. Berikan Contoh Pengelolaan Emosi yang Sehat

      Anak belajar dari orang tua. Tunjukkan cara menghadapi kemarahan dengan tenang, tanpa meledak-ledak. Sikap terbuka orang tua dalam mengakui kemarahan dan meminta maaf menunjukkan pada anak bahwa tidak apa-apa melakukan kesalahan, asalkan mau bertanggung jawab.

      6. Validasi Perasaannya, Bukan Perilakunya

      Ketika anak menunjukkan reaksi negatif di saat marah, seperti melempar barang atau menarik diri terlalu lama, penting untuk tetap mengakui perasaannya dan sekaligus mengarahkan perilakunya ke hal yang lebih positif.

      “Mama tahu kamu kesal, itu wajar. Tapi membanting barang bisa melukai kamu atau orang lain. Bagaimana kalau kita coba metode lain agar kamu bisa mengekspresikan kemarahan dengan baik?

      7. Bangun Kepercayaan Diri dan Rasa Aman

      Anak dengan kepribadian feeling introvert cenderung sensitif terhadap penolakan dan kritik. Dorong mereka untuk merasa aman mengekspresikan diri, tanpa takut disalahkan. Berikan apresiasi setiap kali mereka mampu mengendalikan emosinya, meski hanya sedikit.